Waspada Jika Belanja di Lokasi Wisata
Author : Hermawan Diasmanto
Ini berdasarkan pengalaman sewaktu berada di lapangan, beberapa tempat wisata di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sederhananya, di tempat-tempat wisata itu segala macam barang dagangan; makanan, souvenir, busana wanita dan jasa, harganya mahal. Parahnya, harga mahal itu tidak selalu diiringi dengan baik dan bagusnya kualitas dagangan.
Satu contoh, salah satu tempat wisata religi Islam di Kudus. Di antara sekian banyak dagangan khasnya, yaitu Jenang Kudus. Jenis jajan terbuat dari ketan berwarna coklat matang, bertabur wijen, sangat lengket, legit, dan manis.
Cerita orang dari mulut ke mulut, rasa manis, legit, dan lengketnya Jenang Kudus sangat masyhur. Buat membohongi perut keroncongan, jajan ini cukup pas. Tapi, jangan salah, seringkali pembeli tidak memperhitungkan kemasan Jenang Kudus yang dibuat sangat menarik. Bahkan jauh lebih menarik ketimbang kualitas jajan itu sendiri.
Kemasan-kemasan itu sengaja dikreasikan seolah mendukung fantastisnya cerita orang tentang Jenang Kudus. Padahal, itu tak lebih dari trik ingin meraup keuntungan besar. Sulitnya, trik kemasan itu bukan melulu berasal dari si pedagang, melainkan dari produsen pembuat Jenang Kudus. Ini jelas KELIRU.
Mestinya, harga dibuat berdasar kualitas isi dan timbangan. Jika seperti ini, pembeli tidak akan merasa dibohongi. Perasaan dibohongi itu kira-kira seperti ini; harga Jenang Kudus kemasan karton jauh lebih mahal ketimbang kemasan plastik. Padahal volume isi kemasan karton kalah banyak, juga kalah enak, dari kemasan plastik biasa.
Fakta dari informasi busana dan yang lainnya di atas lebih dekat ke 'mencurangi pembeli' ketimbang trik bisnis. Ya, hal seperti ini harus menjadi perhatian kita semua. Jangan anggap fakta di atas sebagai hal remeh! Karena, Indonesia harus siap menjadi tuan rumah kunjungan wisata dunia. Janganlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, dikecewakan dengan hal seperti ini! Terlalu mahal balasannya.
Kualitas makanan jelas bukan dinilai pada kemasannya. Tapi lebih pada rasa dan bobotnya. Perhatikan kemasan sebelum belanja! Jika menghadapi makanan kemasan, lihat detil tulisannya; komposisi, izin usaha, izin departemen kesehatan, halal, dan volumenya. Jadi, hati-hatilah jika belanja jajanan di tempat wisata, di Indonesia kita!
Ini berdasarkan pengalaman sewaktu berada di lapangan, beberapa tempat wisata di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sederhananya, di tempat-tempat wisata itu segala macam barang dagangan; makanan, souvenir, busana wanita dan jasa, harganya mahal. Parahnya, harga mahal itu tidak selalu diiringi dengan baik dan bagusnya kualitas dagangan.
Satu contoh, salah satu tempat wisata religi Islam di Kudus. Di antara sekian banyak dagangan khasnya, yaitu Jenang Kudus. Jenis jajan terbuat dari ketan berwarna coklat matang, bertabur wijen, sangat lengket, legit, dan manis.
Cerita orang dari mulut ke mulut, rasa manis, legit, dan lengketnya Jenang Kudus sangat masyhur. Buat membohongi perut keroncongan, jajan ini cukup pas. Tapi, jangan salah, seringkali pembeli tidak memperhitungkan kemasan Jenang Kudus yang dibuat sangat menarik. Bahkan jauh lebih menarik ketimbang kualitas jajan itu sendiri.
Kemasan-kemasan itu sengaja dikreasikan seolah mendukung fantastisnya cerita orang tentang Jenang Kudus. Padahal, itu tak lebih dari trik ingin meraup keuntungan besar. Sulitnya, trik kemasan itu bukan melulu berasal dari si pedagang, melainkan dari produsen pembuat Jenang Kudus. Ini jelas KELIRU.
Mestinya, harga dibuat berdasar kualitas isi dan timbangan. Jika seperti ini, pembeli tidak akan merasa dibohongi. Perasaan dibohongi itu kira-kira seperti ini; harga Jenang Kudus kemasan karton jauh lebih mahal ketimbang kemasan plastik. Padahal volume isi kemasan karton kalah banyak, juga kalah enak, dari kemasan plastik biasa.
Fakta dari informasi busana dan yang lainnya di atas lebih dekat ke 'mencurangi pembeli' ketimbang trik bisnis. Ya, hal seperti ini harus menjadi perhatian kita semua. Jangan anggap fakta di atas sebagai hal remeh! Karena, Indonesia harus siap menjadi tuan rumah kunjungan wisata dunia. Janganlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, dikecewakan dengan hal seperti ini! Terlalu mahal balasannya.
Kualitas makanan jelas bukan dinilai pada kemasannya. Tapi lebih pada rasa dan bobotnya. Perhatikan kemasan sebelum belanja! Jika menghadapi makanan kemasan, lihat detil tulisannya; komposisi, izin usaha, izin departemen kesehatan, halal, dan volumenya. Jadi, hati-hatilah jika belanja jajanan di tempat wisata, di Indonesia kita!